Pada Akhirnya



Pada akhirnya,
janji tetaplah menjadi janji
ku tak lupa pada kataku
tetapi biar nanti saja
jika ada kesempatan tiba
tanpa aku perlu mencipta

Pada akhirnya, 
jarak tetaplah menjadi jarak
dia tak lantas hilang
meski aku berjibaku mendekat
menerabas batas-batas kota
ratusan kilometer jauhnya

Pada akhirnya,
ku harus tetap sendiri
menjalani hari-hari sunyi
bersama rintik-rintik hujan yang datang sesekali
atau terik mentari yang mengintip dibalik tirai

Pada akhirnya,
aku benar-benar harus berhenti
melakukan hal-hal gila
mengorbankan gengsi
menyembunyikan niatan hati
hanya untuk satu tujuan

Pada akhirnya,
aku benar-benar harus menyendiri
menenggelamkan diri di balik tumpukan buku
menyelam dalam lautan huruf dan teori
supaya aku lupa soal hati
supaya aku amnesia sejenak soal sepi

Pada akhirnya,
aku benar-benar harus mengosongkan hati
menempuh jarak mencari pengganti isi hati
lewat kalam-kalam Ilahi dari mulut para kyai
atau sekedar berdiam di sudut kamar
membanjiri telinga lewat alunan pujian Nabi

Pada akhirnya,
aku sadar diri
yang pergi tak berhak memaksa kembali
yang pergi tak berhak berdiam diri
dia harus lari agar tak termakan sepi

Pada akhirnya,
yang pergi harus sendiri
sampai nanti
waktu yang pasti di hadapanNya.


TNG
030218

Komentar