Random -

pic : dok pribadi

 
Teruntuk kamu yang pernah hidup dengan baik di hatiku,

Halo! Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menyapamu lewat tulisan. Padahal dulu kamu adalah tokoh utama dalam setiap tulisanku. Tokoh utama dari tulisan-tulisan yang bertebaran dimana-mana ketika aku membongkar lagi barang-barang dari masa lalu. Tak hanya di buku puisi yang memang selalu kubawa kemanapun, tapi juga di halaman terakhir buku pelajaran, di kertas coret-coretan, bahkan di kertas soal dan dibalik kartu ujian, ah bahkan di notes hape jadulku yang sekarang sudah rusak dan isinya gagal ku selamatkan. Kalau aku mengingat itu lagi, sepertinya aku benar-benar tergila-gila padamu. Sekarang, ketika kupikir lagi, bagaimana bisa aku segila itu ? Seandainya kamu bisa menengok kardus-kardus berisi catatan dari masa lalu, kamu pasti akan menganggapku gila. Tapi, meskipun aku tampak gila, aku berterimakasih. Karena kegilaan itu yang membuat dua tulisanku sampai di tempat yang aku inginkan. Aku berterimakasih, karena kegilaan itu membuatku punya kenangan yang layak untuk dikenang karena sarat akan pelajaran.

Tanpa sadar, waktu sudah jauh berlalu ya. Dan sebagaimana waktu mengubah banyak hal, kurasa waktu juga mengubahmu. Ya, aku menyadarinya. Banyak hal yang berubah meski aku tak bisa mendefinisikanya dengan pasti apa saja perubahannya. Lalu bagaimana denganku? Entahlah. Kamu lihat sendiri bahwa aku masih tetap seperti ini.  Aku merasa tak ada yang berubah dengan diriku. Aku juga hidup baik-baik saja sebagaimana kamu pun hidup dengan baik-baik saja. Tentunya aku tak tahu badai kehidupan jenis apa yang telah kamu lalui setelah aku pergi. Pun juga denganmu, kamu tak tahu badai kehidupan macam apa yang telah ku lalui. Terlepas dari semua itu, kenyataan bahwa kita baik-baik saja sekarang, artinya aku dan kamu berhasil melalui badai kita masing-masing tanpa saling bersisian. Sejujurnya, kadang ada hal-hal yang ingin aku ketahui tentangmu, ada hal-hal yang ingin aku tanyakan padamu. Tapi sepertinya akan lebih baik kalau pertanyaan-pertanyaan itu tak diucapkan tapi dibiarkan terjawab dengan sendirinya. Toh aku tanyakan pun belum tentu kamu menjawabnya. Jadi yasudahlah.

Kalau ada yang membaca ini, mungkin si pembaca akan menerka-nerka, untuk siapa tulisan ini? ah tulisan ini untuk si X? ini tulisan fiksi atau nyata sih? Terserah. Silahkan tulisanku ini diasumsikan sesuka hati. Kalau ada yang menganggapnya fiksi boleh, menganggapnya untuk siapa juga boleh, atau menganggapnya untuk pacara hayalan juga boleh haha. Begini-begini aku pernah berada di fase ketika aku merasa punya teman bernama tertentu padahal ia tak ada. Ia hanya teman dalam hayalanku. Jadi sangat mungkin kalau aku tiba-tiba punya pacara hayalan hahah. 

Satu hal yang pasti, tulisan ini lahir karena banyak hal berkecamuk di pikiranku dan aku tak tahu bagiaman mengatakannya pada orang lain. Aku tak tahu apa yang sebenarnya berkecamuk di kepalaku, apa penyebabnya. Jadi aku memancing semua hal untuk keluar lewat menulis.

Ah maaf, tulisan untukmu jadi terpotong curhatan tak pentingku. Intinya, ayo kita hidup dengan baik. Hehe. Dan terimakasih karena sudah pernah mempercayaiku. Aku rasa kamu tak banyak menceritakan hidupmu pada orang lain, tapi kamu menceritakannya padaku. Terimakasih, aku sangat tersanjung. Pernah menjadi sosok yang sedipercaya itu oleh orang baik sepertimu. Oh ya, aku jadi ingat. Setelah aku pergi, ada yang pasti berubah dariku. Aku jadi takut untuk menyukai atau disukai orang haha. Aneh sekali kan kalau aku mengatakan hal ini padahal aku sering sekali menyukai orang. YA, menyukai orang memang terjadi secara alami, tak bisa dipaksa atau dihindari. Yang jadi masalah adalah responku setalah itu. Ketika ada tanda-tanda aku menyukai orang, atau orang menyukaiku, aku langsung memasang benteng tinggi-tinggi. Kalau istilahku di tulisan yang dulu tiu, heart-defense wkwkwk. Aku takut kalau aku menjalin hubungan lagi dengan seseorang, ada sifat tertentu yang belum berubah. Aku takut, bagaimana kalau aku melukai orang lain dengan sifat itu. Merepotkan orang lain karena sifat itu. Hal-hal semacam itu. Sepertinya aku harus berjuang untuk menjadikan hatiku kembali baik-baik saja. Sekarang pun

baik-baik saja, hanyaa saja ada yang perlu dipulihkan ulang. Tuh kan curhat lagi. Maaf ya.

Hemm, apalagi yang perlu kutulis? Sudahi saja lah. Kalau terlalu panjang, ini akan menjadi novel atau drama hohohoho. Selamat malam. Wkwkwk.

Ah aku punya dua lagu favorit yang entah kenapa aku suka dan masih sering kudengarkan dari dulu sampai sekarang :
 
Green Day - Wake Me Up When September Ends
Taylor Swift - Back to December

*kok random sih, delete soon deh ya!*

-fiadesi
YK, 061017
10:16PM

Komentar