There Will Always People Who Talk Behind Your Back

 Image result for talk behind your back



Tulisan kali ini terinspirasi dari suatu obrolan kecil bersama beberapa teman di senja hari. Obrolan ini membicarakan beberapa hal yang kata mereka sempat jadi gosip di lingkaran pertemanan kami. Aku tahu kalau dulu memang ada beberapa hal yang jadi bahan pembicaraan, tapi baru senja ini aku tahu kalau aku pun pernah jadi bahan pembicaraan mereka. Ya, sejujurnya dulu pernah sih sekilas mendengar ada gosip tentangku yang berkeliaran, tapi yang aku heran bahkan setelah momen itu berlalu, aku jadi bahan obrolan lagi, dan lucunya obrolan itu muncul hanya dari beberapa foto di akun media sosialku. Aku tak tahu pasti apa yang mereka bicarakan tentangku, karena teman-teman baikku memang sengaja tak ingin tahu dan sengaja melewatkan itu. Mereka hanya tahu bahwa aku jadi salah satu bahan obrolan orang lain.

Sebenarnya aku tak habis pikir juga sih, apa yang mereka obrolkan dari sebuah foto tanpa caption neko-neko itu? Itu hanya foto kenangan. Tak ada motif apapun aku mengupload foto itu, hanya sebatas rindu kebersamaan di masa lalu. Salah? Curhatnya sampai sini saja wkwkwk.

Nah, dari obrolan itu, aku jadi sadar. Sebaik apapun kamu berusaha menjadi sosok yang baik, akan selalu ada orang-orang yang bicara di belakangmu. Bahkan bisa jadi sahabat-sahabatmu juga melakukannya, hanya saja sahabat yang baik tak hanya membicarakan hal itu di belakangmu tapi juga membicarakan itu di hadapanmu. Banyak motif orang membicarakan orang lain di belakang (a.k.a. nggosip), ada yang karena iri, ada yang karena tak suka denganmu, ada yang kurang topik pembicaraanmu, dan alasan-alasan lain.

Kalau karena iri, kurang topik pembicaraan, sepertinya itu akan jadi masalah mereka sendiri. Toh dosanya akan ditanggung mereka, bukan orang lain. Tapi bagaimana jika mereka membicarakan orang lain karena tak suka? Apalagi jika mereka menunjukkan ketidaksukaan itu secara eksplisit? Bukankah itu akan mengganggu si orang lain itu juga dan orang-orang di sekitarnya juga?

Rasa suka itu sejatinya tidak bisa dipaksakan. Kalau memang dia tak suka kamu, mau sekuat apapun kamu berusaha disukai, semua itu tidak akan mengubah fakta bahwa dia tak menyukaimu. Kalau lah dia membuat alasan A, B, C, D, bisa jadi itu hanya alasan yang dibuat-buat agar ia jadi punya alasan tak menyukaimu. Kadang ketidaksukaan itu sendiri berawal dari ketidakmauan untuk suka. Kalau orang itu tak mau mencoba suka padamu dengan cara mengenalmu, mau kamu jungkir balik salto sampai terbang ke bulan dan pulang lagi ke bumi, dia tetap tidak akan menyukaimu. Kalau boleh dianaogikan itu seperti aku yang tak suka pete. Aku beralasan kalau tak suka pete karena pete itu bau, padahal aku mencicipinya saja belum pernah, mengendusnya saja belum pernah. Bagaimana mau suka kalau mencoba mencicipinya saja tak mau? Entah analoginya cocok atau tidak, kadang perasaan manusia itu jauh lebih rumit dari kelihatannya.

Jadi, kalau ada orang membicarakan kita di belakang, dan kamu tahu itu dari orang lain, biarkan saja. Tak usah ditanggapi kecuali apa yang ia bicarakan membuat kita rugi atau memang perlu diklarifikasi. Toh mau kamu menjelaskan sampai bibimu jontor, kalau dia memang maunya begitu, omonganmu hanya menjadi angin lalu baginya. Orang-orang itu hanya ingin mendengar apa yang ingin mereka dengar, melihat apa yang ingin mereka lihat, dan mempercayai apa yang ingin mereka percayai. Kita hanya harus lebih baik dari mereka, bagaimana caranya? Ya jangan membicarakan orang di belakang, kan sudah tahu bagaimana rasanya digosipkan, kok ya masih mau menggosip? Hal-hal buruk itu tak harus dibaas dengan hal buruk juga tapi malah harus dibalas dengan yang baik. Bukan dengan tujuan agar mereka sadar, tapi setidaknya dengan cara itu kita tidak sama dengan mereka. Kalau mereka sadar, ya alhamdulillah.

Aku menulis ini bukan berarti aku sudah bebas dari gosip menggosip. Apalah aku manusia biasa yang berlumur dosa. Tulisan ini murni sebagai bahan introspeksi diri, pengingat agar ketika aku melakukan hal yang salah, aku bisa tersadar kembali ketika membaca tulisan ini. Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggurui ya. Tolong, jika nanti diantara kalian menemukanku menggosip, diingatkan saja. Tapi tentunya dengan cara yang baik. 

Nasihat atau saran yang baik itu disampaikan secara diam-diam, sembunyi-sembunyi, bukan di forum (kecuali tujuannya untuk belajar bersama).

-fiadesi
250817 10:19 PM
 

Komentar