Persahabatan

Ada satu quote tentang persahabatan yang selalu jadi favoritku dari dulu.
 "Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha mempertahankannya." 
Ini adalah potongan kalimat dalam novel Winna Effendi berjudul Refrain. Novel favorit sepanjang masa. Quote itu jadi salah satu quote paling membekas dalam ingatanku dari sekian banyak quote yang pernah kubaca. Quote itu entah kenapa rasanya benar sekali. Bahwa persahabatan di dunia ini tidak ada yang sempurna. Bahkan aku sendiri kadang bertanya-tanya, memangnya persahabatan yang sempurna itu seperti apa? Sampai detik ini, aku belum menemukan jawabannya.

Sejak dulu, aku selalu terobsesi dengan persahabatan. Mungkin karena aku suka membaca novel-novel teenlit yang kebanyakan temanya tentang persahabatan dan percintaan. Novel-novel itu sedikit banyak sangat mempengaruhi pola pikirku dan anggapanku tentang persahabatan dan juga cinta. Terutama dulu saat usiaku masih belasan. Aku selalu berharap mempunyai sosok sahabat sempurna yang selalu ada saat suka dan dukaku. Selalu memahamiku tanpa aku perlu menjelaskan apapun padanya. Dia yang selalu mengkhawatirkanku, menghibur saat sedih, dan ikut bahagia saat aku tertawa.

Harapan-harapan itu seringkali membuatku kecewa pada sahabat-sahabat baikku ketika mereka tak sesuai dengan yang aku harapkan. Meskipun pada akhirnya aku sadar, bahwa mereka pun punya hidup masing-masing, punya masalah masing-masing dan mereka tak mungkin ada untukku 24 jam penuh. Aku tak bisa menuntut kehadiran mereka disisiku setiap saat aku membutuhkan mereka meskipun hanya lewat chat. Bahkan seharusnya aku bersyukur saat mereka masih mau meluangkan waktunya untuk sekedar menyapaku, mengucapkan selamat ketika aku meraih suatu kebahagiaan, mengingat ulang tahunku, atau membaca chat panjangku yang biasanya hanya berisi kegalauan tak penting. Hal-hal kecil seperti itu kadang terlupakan karena ekspektasiku pada sahabat itu terlalu tinggi. Padahal itu adalah suatu yang harus aku syukuri karena setidaknya hal-hal itu menunjukkan bahwa aku masih menjadi salah satu prioritas dalam hidup mereka.

Kadang aku pun lupa tentang arti sahabat itu sendiri. Seseorang yang selalu ada? Seseorang yang memahamimu tanpa kamu perlu bicara? Setelah kupikir-pikir, bukan itu. Yang selalu ada itu hanya Allah. Manusia datang dan pergi dan tak pernah menetap. Kalau ada manusia yang selalu ada, itu hanya rekayasa sutradara dan tokoh-tokoh karangan penulis di drama-drama korea. Yang memahamimu tanpa perlu bicara? Haloo, sahabatmu bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu lhoo. Sama seperti aku yang juga tak akan paham apa yang dirasakan seseorang kecuali ia mengatakannya. 

Bagiku sekarang, sahabat adalah teman yang membuatku nyaman, yang membuatku terbuka dan bisa menceritakan banyak hal. Orang yang aku percayai untuk mendengarkan apa yang aku pikirkan, orang yang dengan bersama mereka saja aku sudah bahagia. Sesederhana itu. Dan label sahabat semacam ini kurasa tak bisa diberikan hanya pada satu atau dua orang saja. Aku yakin setiap orang punya sahabat semacam ini lebih dari satu atau dua. Di setiap lingkungan, di setiap tingkat, aku yakin semua orang akan menemukan orang-orang semacam ini. 

Orang-orang inilah yang kerap kali terlupakan. Orang-orang di sekitar kita yang biasa kita curahi keluh kesah. Alih-alih mensyukuri kehadiran mereka, kita malah mengharapkan kehadiran sahabat kita yang jauh, yang mungkin memang lebih dahulu kita temukan di lingkungan sebelumnya. Kadang harapan itu malah membuat kita tak bersyukur akan kehadiran sahabat-sahabat yang ada di sekitar kita dan akhirnya membuat kita kecewa sendiri karena sahabat kita yang jauh disana tak bisa ada untuk kita. Bukan berarti kita harus melupakan sahabat-sahabat dalam dekapan jarak itu, kita hanya perlu lebih menghargai mereka yang hadir di sekitar kita tanpa melupakan bahwa ada sahabat-sahabat kita nun jauh disana yang juga menyayangi kita dengan caranya sendiri. Bisa jadi mereka tak bisa ada secara fisik untuk kita, tetapi doanya melangit dan tanpa kita sadari ikut menolong kita. Kita hanya perlu percaya bahwa sahabat-sahabat kita ada untuk kita dengan cara mereka masing-masing.

***
Banyak orang mengatakan bahwa seorang laki-laki dan perempuan tidak akan pernah bisa murni bersahabat. Pasti ada masa dimana salah satu dari mereka punya perasaan lebih pada sahabatnya. 

Ada orang yang berani melangkahi batas dan mengubah persahabatan mereka menjadi lebih dari sekedar persahabatan. Ada pula orang tetap berusaha bertahan dalam persahabatan itu karena khawatir langkahnya akan merusak persahabatan mereka.

Pasti akan ada saat dimana kedua orang itu merasakan perasaan lebih satu sama lain, atau masa dimana kedua orang itu sulit membedakan rasa nyaman yang mereka miliki itu murni sebagai sahabat atau nyaman dalam arti lain. Bagi mereka yang cukup berani, mereka bisa saja membuka obrolan, bicara dari hati ke hati untuk tahu bagaimana perasaan masing-masing. Pun jika hasilnya tak sesuai harapan, mereka akan tetap bersahabat sebagaimana biasa. Namun ada pula orang yang menyembunyikannya, berharap bahwa sahabatnya tak pernah tahu kebingungannya pada perasaannya sendiri.

Akan lebih sulit lagi ketika keduanya punya pasangan masing-masing. Pasangan yang posesif tak akan dengan mudah menerima persahabatan mereka. Kecurigaan akan terus timbul meski bisa jadi kecurigaan itu salah. Dan akan semakin sulit lagi ketika hanya salah satu dari mereka yang punya pasangan. Si sahabat pada suatu saat pasti akan merasa menjadi orang ketiga, ia akan khawatir, takut salah memposisikan diri, takut melangkahi batas persahabatan yang ada karena ia terlalu nyaman. Apalagi jika pihak sahabat yang lain punya hati super baik yang bisa menimbulkan kebaperan di hati si sahabat. Si sahabat itulah yang pada akhirnya harus mengalah dan menahan diri, mencoba menjaga jarak, mencoba memposisikan diri di posisi pasangan sahabatnya.

Karena memang tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Kita lah harus menjaganya agar tak rusak dan tak melebihi batas yang seharusnya. Kita lah yang harus menahan diri agar tak jadi pihak ketiga diantara sahabat kita dan pasangannya. Kita lah yang harus mempertahankan persahabatan itu agar tetap utuh dan baik-baik saja

***

Image result for quote strong woman do bong soon



-fiadesi
160617 12:27 AM




Komentar