Kunci Hidup

Image result for allah
pic from new-muslims.info

Hidup yang baik, sukses, bermanfaat bagi sekitar. Aku rasa banyak orang yang ingin hidup seperti itu, termasuk aku. Memiliki kehidupan yang baik, sukses karirnya, dimudahkan segala urusannya, dikuatkan selalu ketika menghadapi musibah, hal-hal itu pasti menjadi impian banyak orang. Tapi pada kenyataannya hidup itu tak seindah itu. Banyak orang mengeluh karena apa yang mereka harapkan dalam hidup sulit tercapai, apa yang mereka inginkan tak kunjung  didapatkan. Padahal mereka merasa sudah berusaha semaksimal mungkin, mereka merasa sudah berjuang sekeras tenaga. Lalu kenapa mereka belum meraih hal-hal itu? 

Di postingan kali ini, aku ingin sedikit berbagi tentang kisah beberapa orang baik yang pernah aku kenal. Orang-orang baik menurutku hidupnya berjalan begitu lancar, terlepas dari segala ujian dan cobaan yang mereka hadapi. Mereka adalah orang-orang yang pernah tinggal satu atap denganku.

Orang pertama. Perempuan ini adalah perempuan hebat yang menyambutku bahkan sebelum aku berhasil masuk ke kampus kerakyatan. Orang yang pertama kali ku kenal lewat facebook meskipun dia adalah kakak kelas jauhku ketika di Madrasah Aliyah (SMA). Dia bahkan orang yang menawariku untuk tinggal seatap bersamanya ketika aku kebingungan mencari kos setelah diterima di kampus kerakyatan. Perempuan ini banyak sekali menolongku selama masa-masa awal kuliah. Dia yang menjemputku malam-malam ketika aku tak berani pulang sendiri dari gelanggang usai kegiatan organisasi. Dia yang menjemputku di bundaran setiap aku mudik, juga mengantarku ke agen saat aku ingin pulang. Banyak sekali kebaikannya yang sampai detik ini membekas begitu kuat dalam hatiku. Bahkan cerita-cerita pengalamannya dan juga pemikirannya yang sering ia bagi ketika aku dan dia lembur bersama mengerjakan tugas masing-masing, masih sering terlintas di kepalaku. Selain baik, perempuan ini juga cerdas. Saat aku masuk kuliah, ia baru menyelesaikan KKN-nya dan baru memulai skripsinya. Tetapi tak lama setelah itu, aku tahu bahwa disaat yang sama ia juga telah memulai tahun pertama kuliah S2 di jurusannya. Ya, perempuan itu ikut program FASTTRACK yang memang tersedia di jurusannya. Progam ini membuatnya bisa memulai kuliah S2 sembari menyelesaikan skripsi S1nya. Perempuan ini lulus S1 di tahun keduaku kuliah dan di tahun ketigaku kuliah, ia menyelesaikan kuliah S2nya. Tak lama setelah kelulusan S2nya, aku diberitahu olehnya bahwa ia diterima bekerja sebagai dosen di salah satu universitas di Sumatera sana. Sebagai seorang yang tinggal bersamanya dan tahu bagaimana ia menjalani harinya, aku tak terkejut melihat betapa hidupnya begitu dimudahkan. Ia, perempuan itu, pantas memperolehnya.

Orang kedua. Perempuan juga. Dia juga perempuan hebat yang menyambutku ketika pertama kali aku tiba di kota pelajar. Ia yang mengantarkanku tes TOEFL pertama kali setelah masuk kampus kerakyatan. Ia pula yang seringkali mengajakku makan bersama, jalan-jalan bersama, mengajariku menjadi imam shalat di kontrakan, mengajariku banyak hal tentang kota pelajar. Perempuan ini, ketika aku datang pertama kali, ia sedang menjalani kuliah S2 tahun keduanya. Perempuan ini masih muda namun siapa sangka ia sudah mengambil S2. Di tahun keduaku kuliah, perempuan ini berhasil menyelesaikan kuliah S2nya. Tak lama setelah itu, aku mendapat kabar bahwa perempuan ini telah bertemu separuh jiwanya. Lelaki yang kudengar teman sekolahnya, meminangnya dan mereka pun menikah. Perempuan ini lalu mengikuti suaminya merantau ke kota hujan dan mendapat pekerjaan sebagai dosen di salah satu universitas swasta di Jakarta. Beberapa saat setelah itu, aku mendengar kabar bahwa ia melahirkan putrapertamanya. Ia, telah resmi menjadi seorang ibu yang juga bekerja. Meski ia bekerja, ia tak pernah kehilangan kesempatan untuk membersamai tumbuh kembang putranya. Ia tetap berhasil menjalankan perannya sebagai istri, ibu, dan juga dosen. Bahkan tahun ini, ia kembali dikaruniai putra keduanya yang jugalahir dengan sehat dan selamat. Ia, aku tahu hanya dengan melihat postingan-postinga instagramnya bahwa hidupnya diselimuti kebahagiaan.

Aku baru saja menyadari mengapa mereka begitu dimudahkan dalam hidupnya. Kunci kemudahan hidup mereka hanya satu, ibadah. Mereka, bukan hanya perempuan baik hati yang marahnya saja jarang sekali tampak, tapi juga perempuan cerdas dan shalihah. Mereka bekerja keras untuk dunianya, namun mereka bekerja lebih keras untuk akhiratnya. Dari keseharian mereka, aku tahu bahwa mereka tak pernah menunda-nunda shalat. Ketika adzan berkumandang, mereka bergegas mengambil wudhu dan mengajak adik-adiknya (termasuk aku) untuk lekas shalat berjamaah. Tak hanya shalat wajib, shalat-shalat sunnah seperti rawatib, dhuha dan juga tahajud juga rajin mereka lakoni. Membaca AlQuran, jangan ditanya. Rumah tinggalku di Jogja tak pernah sepi dan suara bacaan Quran mereka. Mereka berdua, orang-orang yang senantiasa menjaga kualitas ibadahnya dan terus meningkatkanya. Saat kesulitan, aku sering melihat mereka berlama-lama bermunajat di hadapan Allah. Melihat mereka, rasanya akumerasa begitu jauh, begitu kecil, merasa bukan apa-apa. Tapi dari mereka jugalah aku mendapat semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Aku pernah mendengar pepatah yang berbunyi, "Perbaiki shalatmu, maka Allah akan  memperbaiki hidupmu." Dan aku telah melihat buktinya. Bahkan Allah sendiri sudah banyak memfirmankan hal itu di dalam Al Quran, bahwa shalat adalah cara untuk meminta tolong pada Allah. Yang lebih penting lagi adalah bahwa Allah menciptakan kita sebagai manusia, memang untuk beribadah kepadaNya, bukan untuk yang lain. Jadi, ketika kita memprioritaskan ibadah pada Allah diatas segala-galanya, insyaAllah Allah pun akan memprioritas kita. Cintai Allah, maka penduduk langit dan bumi akan mencintai kita. Bagaimana cara mencintai Allah? Jawabannya hanya satu, beribadah pada Allah sebanyak-banyaknya.

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :

“Sesungguhnya jika Allah  mencintai seorang hamba, maka Allah akan memanggil malaikat Jibril. Allah akan berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku mencintai si Fulan, maka hendaklah engkau juga mencintainya”. Maka Jibril pun akan mencintainya. Kemudian malaikat Jibril akan berseru di langit dengan mengatakan, “Sesungguhnya Allah saw. mencintai si Fulan, maka cintailah si Fulan. Kemudian penduduk langit akan mencintai dirinya”. Rasul bersabda, “Kemudian penduduk bumi pun akan mencintainya”. Jika Allah memurkai seorang hamba, maka Allah akan memanggil malaikat Jibril dan mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya aku memurkai si Fulan. Maka murkailah dia. Kemudian Jibril memurkainya dan dia menyeru kepada penduduk langit, “Sesungguhnya Allah memurkai si Fulan, maka murkalah kalian kepadanya”. Maka penduduk langit pun akan memurkainya. Lantas, murka Allah itu akan diletakkan di bumi (sehingga penduduk bumi juga akan memurkainya)” (HR. Muslim)

-fiadesi
210617 11:26 pm.

Note :
Hadits disalin dari  http://almuflihun.com/cintailah-allah-maka-seluruh-penduduk-langit-dan-bumi-akan-mencintaimu/

Komentar