Pantaskan Diri, Raih Jodoh Sejati

Jatuh cinta. Pernahkah kamu merasakannya? Merasa kagum pada seseorang, perlahan menyukainya, lalu diam-diam mencintainya? Tentu saja pernah. Lalu bagaimana rasanya? Bagaimana kelanjutannya? Bersambutkah cintamu? Atau cintamu hanya dalam diam? Atau malah tertolak?

Jatuh cinta. Itu adalah perkara wajar yang pastinya dirasakan oleh manusia. Cinta adalah fitrah manusia. Karunia yang Allah berikan untuk terus mempertahankan keberadaan manusia di bumi ini. Tanpa cinta, manusia tidak dapat berkembang biak dan menghasilkan keturunan. Tanpa cinta, manusia di bumi ini hanya seperti zombie yang hidup tanpa rasa.

Lantas, bagaimana dengan mencintai lawan jenis yang belum mahram? Boleh. Sepertinya itu jawabannya. Hanya saja, di masa sekarang, cinta kepada lawan jenis seringkali malah menimbulkan maksiat. Di sekeliling kita banyak sekali orang-orang berpacaran, berduaan di tempat sepi, dan melakukan banyak hal yang dilarang oleh agama Islam. Na'udzubillaah.

Kalau kita boleh mencintai lawan jenis tapi tidak boleh pacaran, njuk piye? Jalannya ya menikah. Tapi bagaimana kalau kita belum cukup umur untuk itu? Lupakan saja dan lakukan hal lain yang lebih bermanfaat dan lebih positif. Tunggu waktunya. Sejatinya, jodoh itu sudah diatur oleh Allah. Siapa orangnya, seperti apa orangnya, dimana kita akan bertemu, kapan kita bertemu, semua itu insyaAllah sudah dituliskan di Lauhul mahfudzNya. Kita hanya perlu menunggu. Tetapi menunggu itu tidak bisa hanya dengan diam. Menunggu itu harusnya kita isi dengan persiapan menjemput jodh yang telah dijanjikan Allah. Bagaimana persiapannya? Ya dengan memantaskan diri. Maksudnya?

Begini, kita pasti punya gambaran tentang jodoh yang kita inginkan di masa medatang. Nah dari situ kita bisa melihat, sudah pantaskah saya mendapat jodoh seperti yang saya harapkan? Janji Allah dalam QS. An Nur adalah bahwa Allah akan mempertemukan laki-laki yang baik dengan perempuan yang baik. Kita perlu berkaca, apakah saya sudah baik hingga saya berhak mendapat jodoh yang baik? Jika belum, perbaiki diri kita. Dekatkan diri kita pada Allah, perbanyak ibadah, tingkatkan cinta kita pada SAng Maha Cinta.

Tapi ada satu hal yang perlu diingat. Jangan sampai kita memperbaiki diri demi seseorang. Semisal kita menyukai dan mengagumi seseorang yang layak mendapat predikat 'baik'. Lantas kita memantaskan diri karena seseorang itu. Kita memperbanyak ibadah karena merasa dia banyak ibadah. Kita menghafal qur'an dan hadits, karena dia juga melakukannya. Kita belajar memasak, menjahit, karena kita tahu dia menyukai wanita yang demikian. Jangan seperti itu! Jika niat perbaikan diri kita hanya karena manusia, ketika manusia itu mengecewakan kita, atau perasaan kita padanya hilang, maka kedekatan kita dengan Allah, semangat perbaikan diri kita, semua itu akan hilang seiring hilangnya sosok seseorang itu dari pikiran kita.

Ketika kita mengagumi seseorang yang baik, maka pantaskan diri kita di hadapan Allah hanya untuk Allah. Perbaikilah diri kita karena mengejar cinta Allah, agar kelak orang yang mengejar kita adalah orang yang mencinta Allah. Seseorang yang kita kagumi itu boleh saja dijadikan motivator, tapi jangan dijadikan tujuan.

Allah adalah Sang Maha Cinta. Pemilik Cinta yang hakiki. Adalah mudah sekali bagiNya membalikkan hati seorang manusia. Dengan kamu mencintaiNya, Allah pun pasti akan menumbuhkan cinta yang indah di hati seseorang untukmu. Meski pada awalnya dia bukan orang yang kamu harapkan, yakinlah bahwa orang yang mencintaimu setelah kamu mencintai Allah adalah orang terbaik yang disiapkan Allah untukmu. Kelak, Allah pula yang akan menyemaikan cinta di hatimu untuknya.

Bersabarlah dalam menunggu. Karena cinta sejati akan datang disaat yang tepat. Tidak pernah terlambat, dan tidak pula terlalu cepat. Pantaskan diri dan raih cinta sejatimu :)


@ruang jiwa, 180215

Komentar