Senja Itu : Ketika Kau Hadir

Senja itu...
Tak sengaja aku menatap ke arah itu
Ketika tiba-tiba kau ada disana
Melangkah mendekati kerumunan orang
yang tengah sibuk beradu pendapat

Senja itu ...
Kau tak tahu bukan?
Sesaat itu juga, jantung ini bekerja lebih dari biasanya
Dia memacu darah melebihi kekuatannya
dan itu hanya karena kau ada disana

Senja itu...
Kau tak tahu bukan?
Sesaat itu juga, aku ketakutan
Takut mataku tak mampu kukendalikan
Takut hatiku tak bisa kuberi peraturan
Takut pikirku bermain tanpa batasan

Senja itu...
Kau tak tahu bukan?
Sesaat itu juga, aku meredam malu
Begitu dalam, teramat dalam
Karena bahagiaku atas hadirmu yang bukan milikku

Senja itu...
Kau tak tahu bukan?
Aku memendam malu kepada senja
kepada pepohonan, kepada rerumputan, kepada awan-awan
Mereka jadi saksi atas diamku yang berarti sesuatu

Senja itu...
Kau tak tahu bukan?
Aku perlu mengingatkan jiwa ini
Tentang hakikat dirimu, tentang waktu yang dijanjikan Rabbi
Tentang hakikat takdir, tentang sosok yang Rabbi tuliskan

Senja itu....
Beruntunglah, senja segera tiba
Kumandang adzan bergema menasbihkan dunia
Kerumunan itu membubarkan diri
dan aku lepas dari hadapmu
dan aku berlari dari hadirmu

Senja itu...
Maafkan diri ini Rabbi
Atas kelemahannya menjaga hati, mata, dan pikirnya
Atas ketakberdayaannya menundukkan dirinya sendiri
dari rayuan-rayuan tak bertanggung jawab
Kau tahu sepenuhnya, aku hanya manusia biasa

@ruangjiwa, 051114
when J'meeting , swadaya

Komentar